Sriwijaya Air . (TEMPO) ADITYA HERLAMBANG PUTRA
Maskapai Ingin Open Sky Dibatasi
TEMPO Interaktif, Jakarta - Menanggapi kesiapan Indonesia dalam menghadapi ASEAN Open Sky pada 2015, maskapai penerbangan domestik menganggap perlunya pembatasan terhadap liberalisasi penerbangan. Menurut Direktur Komersial PT Sriwijaya Air Toto Nursatyo, pembatasan liberalisasi penerbangan atau Limited Open Sky perlu dilakukan agar dapat menentukan poin-poin mana yang disetujui atau tidak dalam suatu perjanjian. "Harus dibatasi," kata Toto di Jakarta, Kamis (18/11).
Dia menjelaskan, pembatasan maksudnya membatasi poin-poin dalam pertukaran hak angkut atau traffic right dalam Perjanjian Bilateral Hubungan Udara (Air Service Agreement/ASA). Toto mengatakan, banyak negara besar yang juga mendukung adanya liberalisasi penerbangan terbatas. Kebanyakan negara tersebut, tambah dia, memiliki beberapa kota utama seperti di Indonesia, Jepang, India, Kanada, Rusia, dan lain sebagainya. "Secara geografi pun, negara tersebut bukan negara 'hub'," katanya.
Banyak penerbangan nasional berpandangan bahwa ASEAN Open Sky belum sepatutnya untuk dilaksanakan. Sebab, kata Toto, perjanjian bilateral hubungan udara saat ini masih mencukupi baik dari sisi hak angkut, kapasitas, dan frekuensi.
Permasalahan yang saat ini dihadapi, ujar Toto, adalah bukan masalah kesiapan industri penerbangan nasional untuk menghadapi ASEAN Open Sky. "Melainkan apakah Indonesia telah membutuhkan Open Sky itu sendiri," jelas dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti Singoyuda menyatakan bahwa Indonesia telah siap untuk menghadapi ASEAN Open Sky 2015. Meski, dia mengakui perlu ada pembenahan serta peningkatan, baik dari segi infrastruktur maupun armada maskapai nasional.
Menurut dia, kondisi maskapai saat ini dinilai sudah siap karena sebagian besar sudah melayani penerbangan regional. Namun, memang masih banyak maskapai yang memiliki armada lama. Untuk itu, perlu adanya peremajaan armada bagi maskapai. "Maskapai harus harus melakukannya karena saat ini kredir pembelian pesawat sudah semakin mudah," tutur dia.
Terkait kebijakan dan regulasi penerapan liberalisasi, khususnya sistem penerapan tarif, Herry mengaku sudah ada aturan yang mengakomodasi hal tersebut. Dengan aturan itu, diharapkan maskapai asing tidak bisa mematok tarif yang dapat berpotensi menjatuhkan maskapai lokal dalam persaingan di pasar regional.
Selain itu, pihaknya pun akan terus mempertahankan prinsip penerbangan domestik atau cabotage agar tidak diliberalisasikan dalam ASEAN Open Sky. "Itu kebijakan kami," katanya.
SUTJI DECILYA
Sumber berita Asal di : tempointeraktif.com
--------------------------------------
Untuk Informasi Penerbangan Domestik : Airasia, Batavia Air, Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, Mandala Air, Merpati Nusantara Airlines dan Sriwijaya Air. Hubungi Operator kami, klik Link ini untuk Konsultasi dengan Operator Kami.
Cari Informasi Reservasi ( Klik Link ) Tiket Pesawat, Tiket Pesawat Termurah, Tiket Pesawat Online, Harga Tiket Pesawat, Booking Tiket Pesawat, Jadwal Penerbangan, Pemesanan Tiket, Pembelian Tiket, Rute Penerbangan, Tipe Pesawat, Bandara dan Maskapai Penerbangan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !