Home > Tiket Pesawat > Domestic > Sriwijaya Air > Sriwijaya Air - ST Aerospace kerja sama perawatan pesawat
TEMPO/Dimas Aryo
Sriwijaya Air - ST Aerospace kerja sama perawatan pesawat
Oleh: Raydion Subiantoro
JAKARTA: Sriwijaya Air menggandeng bengkel pesawat ST Aerospace untuk melakukan perawatan dan perbaikan sebanyak 20 unit Embraer 175 dan 195, yang dipesan dengan total nilai US$810 juta dan mulai dikirim dari pabrikan di Brazil pada 2012.
Juru bicara Sriwijaya Air Ruth Hanna menuturkan pihaknya memilih ST Aerospace yang berbasis di Singapura karena bengkel MRO (maintenance, repair, dan overhaul) tersebut dinilai cukup handal menangani perawatan dan perbaikan Embraer.
“Saat ini kami memiliki empat rekanan bengkel, yaitu MRO milik Malaysia Airlines, lalu ST Aerospace, Garuda Maintenance Facilities AeroAsia, dan Aero Nusantara Indonesia. Pilihan untuk merawat Embraer jatuh pada ST Aerospace, karena bengkel lokal juga belum ada yang bisa,” jelasnya hari ini.
Dia tidak mengetahui secara pasti berapa nilai kontrak yang disepakati dengan ST Aerospace, yang jelas bengkel pesawat itu akan melakukan perawatan A-check dan C-check (12 bulan hingga 18 bulan atau bergantung dari jam terbang yang ditentukan pabrikan pesawat).
Ruth menuturkan Sriwijaya juga menyiapkan satu tempat perawatan ringan untuk Embraer tersebut di area Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), jika ada perbaikan ringan yang mendesak.
“Ke depannya, kami mengharapkan ada MRO lokal yang bisa melakukan perawatan Embraer sehingga biaya juga bisa dihemat 10% hingga 15% dibandingkan dengan harus mengirim ke Singapura,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, GM Commercial Premiair Lingga Sudoko pernah menyatakan bahwa pihaknya berencana untuk membangun pusat perawatan dan perbaikan untuk pesawat Embraer.
Premiair saat ini juga merupakan satu-satunya agen penjual resmi di Indonesia untuk pesawat-pesawat merek Embraer.
Sriwijaya beberapa waktu lalu memesan sebanyak 20 unit Embraer langsung dari prinsipal di Brazil dengan total nilai US$810 juta, dimana 10 unit sudah pasti dibeli dan sisanya merupakan opsi.
Pesawat berkapasitas sedikitnya 90 kursi penumpang (tipe 175) dan 105 kursi penumpang (tipe 195) itu akan dioperasikan di kota-kota kecil di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa, sebagai pengumpan (feeder). (arh)
Berita Asal Baca di :
http://web.bisnis.com/sektor-riil/transportasi/1id220350.html
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !