Headlines News :
Home » , » Merpati Mendapat Keringanan Utang

Merpati Mendapat Keringanan Utang

Written By Admin on Rabu, 29 Desember 2010 | 02.41

Home > Berita Airlines > Merpati Mendapat Keringanan Utang

JAKARTA (Suara Karya): PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) berhasil mendapatkan persetujuan untuk restrukturisasi utang dari penyedia pesawat (lessor), yakni Jetlease, JetScape, dan Air Castle. Penjadwalan ulang pembayaran utang Merpati juga dilakukan terhadap kreditor lain, seperti PT Angkasa Pura (AP) I dan AP II serta PT Pertamina (Persero).

Direktur Utama Merpati Captain Sardjono Jhoni T mengatakan, Merpati mendapat kepercayaan dari lessor dengan diberikan keringanan berupa penghapusan utang senilai 5,4 juta dolar AS atau sekitar Rp 54 miliar dari Jetlease dan Jet Scape. Dengan keringanan ini, maka sisa utang Merpati per 27 Desember 2010 hanya Rp 1,9 triliun.

Keringanan utang itu diberikan setelah dilakukan negosiasi dengan pihak lessor dan optimisme bahwa pada 2011, Merpati bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 2,04 triliun atau naik 20 persen tahun ini sebesar Rp 1,7 triliun. Peningkatan pendapatan pada 2011 didorong dengan beroperasinya 15 pesawat buatan China (MA-60) dan kucuran dana dari pemerintah sebesar Rp 600 miliar.

Merpati menyewa dua pesawat Boeing B 737 300 senilai 290.000 dolar AS per bulan ke Jetlease. Demikian juga terhadap dua Boeing B 737 400 dan B 737 300 senilai 252.000 dolar AS per bulan ke JetScape, dan satu Boeing 737 400 senilai 305.000 dolar AS per bulan ke Air Castle.

"Secara bertahap, kinerja Merpati mulai membaik. Kami sebenarnya bisa membayar utang tepat waktu, cuma terlalu berat kalau melihat aliran kas perusahaan. Karena itu, kami minta restrukturisasi utang ke Air Castle. Sedangkan dengan Jetlease dan JetScape, kami berhasil menurunkan biaya sewa, bahkan utang senilai 5,4 juta dolar AS dihapus," katanya di Jakarta, kemarin.

Dalam kesepakatan yang sudah ditandatangani, lanjutnya, JetScape juga menyanggupi untuk menjadikan dua pesawat Boeing 737 400 dan 737 300 sebagai milik Merpati setelah 12 bulan cicilan diselesaikan. "Pesawatnya memang berusia 20 tahun, namun kondisinya masih bagus. Tetapi, aturan masih memungkinkan pesawat dioperasikan hingga berumur 35 tahun," ujarnya.

Di lain pihak, Sarjono mengaku kecewa karena janji pemerintah untuk mengucurkan dana kepada Merpati selalu tertunda. Kondisi ini membuat Merpati semakin terpuruk. Idealnya kucuran dana itu diberikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. "Kalau terus ditunda, berapa pun dikucurkan tidak akan mampu menyelamatkan Merpati. Kalau memang mau mengucurkan dana harus tepat waktu. Kalau terus tertunda, maka bebannya juga besar," ucapnya.

Dana pemerintah yang diminta Merpati sebesar Rp 600 miliar akan digunakan untuk pengembangan bisnis pada 2011. Dana itu akan digunakan untuk mendukung berbagai program, terutama dalam pembenahan struktur perusahaan. Bila pemerintah tidak membantu Merpati, maka direksi kesulitan memperbaiki kinerja Merpati dari merugi menjadi laba pada 2011.

Kerugian yang dialami Merpati selama ini salah satunya akibat kucuran dana dari pemerintah yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Ini diperparah dengan realisasinya yang selalu terlambat. "Waktu direksi yang lama, Merpati mengajukan bantuan dana sebesar Rp 1,1 triliun, yang dikabulkan hanya Rp 450 miliar. Ini pun dikucurkan selama dua tahun. Akibatnya, dana yang turun itu jadi tidak berpengaruh," ucapnya. (Syamsuri S)

Sumber Berita baca di :
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=269232
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kafila Travel : 021-87780234 - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template