JAKARTA, KOMPAS.com — PT Garuda Indonesia berencana menghentikan operasional pesawat klasik jenis Boeing 737-400 dan Boeing 737-300 secara bertahap hingga 2012.
Pesawat tersebut rencananya akan dikembalikan ke pihak lessor dan menjual pesawat klasik yang masih dimilikinya. Pesawat pengganti, Boeing 737-800 next generation, akan tiba pada 2012.
Direktur Operasional PT Garuda Indonesia Ari Sapari mengatakan, peremajaan pesawat sebagai salah satu persiapan untuk menjadi maskapai penerbangan berbintang lima. Saat ini, Garuda masih berbintang empat bersama dengan 26 maskapai lain di dunia. Kami menargetkan bisa menjadi maskapai bintang lima di 2013, ujar Ari dalam acara dengar pendapat dengan Komisi V DRP RI, Selasa (18/1/2011).
Ari mengatakan, saat ini Garuda masih memiliki 21 unit pesawat klasik jenis Boeing 737-400 dan Boeing 737-300. Dari jumlah itu, 16 unit di antaranya merupakan pesawat sewa dari pihak lessor, sedangkan sisanya pesawat milik Garuda Indonesia.
Sumber: http://bandarudara.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=20&artid=2745
--------------------------------
Kami Travel Agent melayani Tiket Pesawat, Voucher Hotel, Paket Tour, Paket Umroh, Asuransi Perjalanan dan Dokument Travel.
--------------------------------
Untuk Informasi Penerbangan Domestik : Airasia, Batavia Air, Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, Mandala Air, Merpati Nusantara Airlines dan Sriwijaya Air. Hubungi Operator kami, klik Link ini untuk Konsultasi dengan Operator Kami.
--------------------------------
Cari Informasi Reservasi ( Klik Link ) Tiket Pesawat, Tiket Pesawat Termurah, Tiket Pesawat Online, Harga Tiket Pesawat, Booking Tiket Pesawat, Jadwal Penerbangan, Pemesanan Tiket, Pembelian Tiket, Rute Penerbangan, Tipe Pesawat, Bandara dan Maskapai Penerbangan.
mau ***** atau **** kalau didalam negeri makin tersudut ya apalah artinya, kalau garuda cerdik mestinya perkuat route domestik dulu setelah mapan baru ke internasional, karena pangsa pasar domestik sangat besar dan mapan, bayangkan dengan Lion yang baru muncul langsung gebrak buat pangsa pasar 30% lebih , sedangkan garuda dibawahnya.jangan suka buat route coba coba yang akhirnyan toh nanti ditinggalkan, buang biaya dan energi ,sudah banyak contohnya sementara maskapai line dengan sabar menggarap route yang dulunya belum nampak potensinya sampai akhirnya jadi segmen pasar yang gemuk!
BalasHapus