JAKARTA, (PRLM).- Dirut PT Garuda Indonesia Tbk. Emirsyah Satar mengatakan, tingkat isian penumpang (load factor) penerbangan Garuda dari dan menuju Jepang masih sepi pascabencana gempa bumi dan tsunami lalu. Oleh karena itu, sebagian rute ke Jepang dialihkan ke Timur Tengah, khususnya Jeddah.
"Memang ada dampak dari Jepang, karena load factor-nya rendah. Untuk itu kita alihkan ke Jeddah. Karena umroh juga angkanya cukup baik," kata saat paparan publik, di Jakarta, Kamis (31/3).
Ia menjelaskan, dengan beralihnya rute penerbangan tersebut tidak mengganggu pendapatan perseroan. Garuda masih optimistis kinerja mereka tumbuh, dibanding tahun lalu. "Sebagai perusahaan terbuka, kita tidak bisa menyampaikan angka. Yang penting pertumbuhannya moderat," katanya.
Dari kinerjanya, laba bersih Garuda sepanjang 2010 mengalami penurunan, dari Rp 1 triliun tahun sebelumnya menjadi Rp 515,5 miliar atau berarti anjlok 49 persen. Menurut Direktur Keuangan Garuda, Elisa Lumbantoruan, penurunan laba bersih itu akibat banyaknya bencana yang menjadikan biaya operasional naik menyusul rute perjalanan menuju satu lokasi lebih panjang karena menghidari daerah tertentu.
Namun demikian, pendapatan usaha Garuda 2010 sebesar Rp 19,5 triliun atau meningkat 9,4 persen dibanding 2009 sebesar Rp 17,8 triliun. Secara umum operasional perseroan pada 2010 meningkat sebesar 30 persen lebih terutama untuk kebutuhan bahan bakar dan layanan kepada 13 juta penumpang pada 2010 atau naik dibanding 2009 sebesar 10,3 juta penumpang.
Disebutkan, Garuda pada 2010 menuntaskan program restrukturisasi hutang dan dalam empat tahun terakhir, Garuda mampu menurunkan jumlah utangnya dari 868 juta dolar AS menadi 436 juta dolar AS. Karena itu, kewajiban yang harus dikeluarkan per tahun sekitar 40-50 juta dolar AS hingga 2016. (A-78/das)***
Sumber :
http://www.pikiran-rakyat.com/node/140065
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !