Headlines News :
Home » » Bung Karno pun Terpikat Keindahan Danau Maninjau

Bung Karno pun Terpikat Keindahan Danau Maninjau

Written By Admin on Selasa, 16 November 2010 | 08.08

Home > Kabar Berita > Wisata > Bung Karno pun Terpikat Keindahan Danau Maninjau

wisatamelayu.com

Bung Karno pun Terpikat Keindahan Danau Maninjau

KEKAYAAN dan keindahan alam Indonesia nampaknya tak pernah habis untuk dinikmati. Dari Sabang sampai Merauke selalu saja ada tempat-tempat yang indah. Begitupun di Sumatra Barat, tepatnya Kabupaten Agam, dimana Anda bisa menemukan Danau Maninjau.

Beberapa bulan yang lalu, Danau Maninjau juga dijadikan salah satu lokasi yang dilewati balap sepeda Tour de Singkarak. Pemilihan lokasi ini nampaknya dimaksudkan agar pembalap dari luar negeri mengetahui keindahan negara kita.

Tidak bisa dipungkiri, Danau Maninjau memang mempunyai pesona yang besar. Terbukti dari kecintaan presiden pertama Indonesia, Bung Karno yang membuat pantun berkenaan dengan danau ini.

Dituliskan Bung Karno "Jika makan arai Pinang, makanlah dengan sirih yang hijau, jangan datang ke Ranah Minang, kalau tak mampir ke Maninjau." Pantun ini agaknya secara tersurat menggambarkan keindahan lansekap Danau Maninjau.

Danau terbesar kedua di Sumatra Barat ini luar biasa cantiknya. Apalagi, kalau Anda melihatnya dari Puncak Lawang. Maninjau yang dilingkupi gugusan bukit, memang mempunyai lansekap alam yang sangat menarik dengen deretan warna hijau yang menyegarkan mata.

Sedangkan pada bagian rendahnya, air danau nampak tenang, berwarna biru terkena pantulan langit, seolah menyimpan misteri yang dalam. Bila cuaca cerah, di senja hari, suasana sunset membuat permukaan danau memantulkan warna jingga kemerahan.

Danau Maninjau sendiri merupakan danau vulkanik yang berada di atas ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luasnya sekitar 99,5 kilometer persegi dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter.

Keberadaan Danau Maninjau juga diiringi sebuah legenda lokal yang dikenal dengan Bujang Sembilan. Alkisah ada satu keluarga terdiri dari 10 orang, 9 orang laki-laki (bujang) dan seorang perempuan bernama Sani.

Keelokkan paras dan perilaku Sani menjadi daya pikat tersendiri bagi seorang pemuda bernama Sigiran. Singkat kata mereka kemudian menjalin asmara. Suatu hari mereka dituduh telah melakukan perbuatan amoral oleh para bujang. Untuk membuktikannya, mereka berdua melompat ke kawah gunung Tinjau.

Mereka bersumpah jika melakukan tindak amoral maka gunung ini tidak akan meletus, dan jika mereka tidak melakukan tindakan amoral maka gunung ini akan meletus. Akhirnya gunung tersebut meletus dan hasil letusan tersebut membentuk kawah besar yang kemudian diisi oleh air dan menjadi danau seperti sekarang.

Apapun legenda yang menyertainya, berkunjung ke Danau Maninjau akan menjadi sebuah liburan yang pantas diingat. Untuk menuju ke sana, ada dua alternatif jalur yang bisa ditempuh. Pertama, memasuki jalur dari Barat dan Kedua dari Timur.

Dari Barat, perjalanan dimulai dari Padang melewati jalur Pariaman menuju Lubuk Basung (ibu kota Kabupaten Agam), lebih kurang ditempuh selama 1 setengah jam. Untuk transportasi bisa menggunakan angkutan umum, travel, dan mobil sewaan.

Sementara dari timur, perjalanan dimulai dari Padang menuju Bukittinggi dan dari kota Bukittinggi perjalanan dilanjutkan ke Danau Maninjau melewati kelok 44 menggunakan angkutan umum, mobil pribadi, atau mobil sewaan. Waktu perjalanan ditempuh sekitar 3 jam. (wisatamelayu.com/*/X-12)

Berita Asal Baca di Sumber
Sumber : mediaindonesia.com
Share this article :

1 komentar:

  1. salam kenal..
    postingan yang bagus.
    kunjungi kami bagi anda yang ingin melakukan wisata ke BUKITTINGGI MANINJAU
    terima kasih

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Kafila Travel : 021-87780234 - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template